Kamis, 04 Oktober 2012
Siang ini AC hampir tak berasa. menghadap komputer yang dari kemarin agak bermasalah, dan akhirnya jobless. memutuskan untuk mendengarkan Simple Plan dan ngeblog saja kemudian, daripada badmood tak segera hilang. panas, tapi cerah...
berbeda dengan kala itu, saat aku duduk di teras rumah, memakai babydoll dan menikmati es krim. setidaknya panas tapi sejuk di tenggorokan.
berbeda pula dengan saat aku ada di balkon SMA dulu, berdiri bersama teman-teman, menonton adik-adik kelas berolah raga. mereka panas, kami adem.
pun saat duduk-duduk di saung pinggir pantai, bercengkerama hangat dengan seorang saudara dan berkirim surat pada Neptunus. panas, tapi mata berhasil termanjakan.
saat SD, siang sering diisi dengan kasti di alun-alun depan sekolah. pulang-pulang mimisan, untuk kesekian puluh kalinya, aku juga lupa. panas, bikin darah di otak pun meleleh sepertinya.
siang di Dieng lain lagi. touring bareng temen-temen kelas, makan stoberi, masak-masak, jalan-jalan di sekitar kawah, berkunjung dari satu rumah ke rumah lain, mengisi perut dari satu makanan ke makanan yang lain. panas, tapi gembira.
lain saat siang dihabiskan dalam diam yang tak terkatakan, dalam sms yang tak terlisankan. dikarenakan ini dan itu. panas, tapi entah kenapa menyenangkan.
tapi siang di 14 April 2012, sedikit beda cerita. terakhir kalinya ia kupandang dalam sendu, kucium dalam dingin, kurindu dalam dekap. kali ini bukan hanya air mata yang tak lagi meleleh, bukan hanya otak yang membeku, bukan hanya darah yang berhenti mengalir, bukan hanya jantung yang stop berdetak. ia benar-benar terenggut dalam ketiadaan, menghilang dalam sesak, menjauh dalam sunyi. dan aku menangis.... hari itu panas, dan menyakitkan.
ya, siang kita punya cerita di masing-masing putarannya.
siangku, kamu, dia, kalian dan mereka mungkin ada sedikit waktu yang saling bersinggung.
namun selanjutnya ia kan terukir dalam bingkai pena kehidupan yang berbeda...
dan siang selalu punya cerita :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar